Biografi Imam Ghazali


Gelar al Ghazali ialah Hujjatul Islam
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin ahmad at-Thusi al-Ghazali 
Lahir di Ghazaleh di desa dekat Thus, kota Khurasan, Iran pada tahun 450 H/1056 M.
Ayahnya seorang pemintal benang fakir dan saleh mengharapkan anaknya menjadi ulama
Sebelum ayahnya meninggal, al-Ghazali dan saudaranya dititipkan kepada seorang sufi
Guru al-Ghazali yang paling utama di madrasah adalah Yusuf al-Nassaj, seorang sufi
Ibunya  berada di Baghdad ketika ia dan saudaranya, Ahmad, sudah terkenal.

Sejak Masa AnaK Anak Belajar Fikih 
al-Ghazali belajar pada Ahmad bin Muhammad ar-Razikani at-Thusi ahli tasauf dan fikih
Tahun 1077 M Merantau ke Jurjan  di Persia  memperdalam ilmu  kepada  Imam Abu Nasr al-Ismaili. Dan Menikah di sana.
Tahun 473 H /1080 berangkat ke Nizabur  masuk sekolah tingga Nizamiah belajar kepada Imam Abu al-Ma’ali al Juwaini.
Jadi murid Imam al-Haramain al-Juwaini,  guru besar di Madrasah al-Nizhamiyah.
Tahun 478 H/1085 M Ghazali pergi ke majlis Wazir Nidham al-Mulk al-Saljuqi,

Masa Kejayaan dan kegoncangan jiwa 
Tahun 484 H/1091 M Sang Wazir memita jadi  Guru Besar  di Universitas do Bagdad
Muridnya sangat banyak, diantaranya sekitar tiga ratus pembesar ulama
Di situ al-Ghazali mendapatkan kemasyhuran, hingga mencapai puncak kariernya
Ketenaran al-Ghazali ternyata tidak mengantarnya kepada ketenangan batin.
Selama di Baghdad, ia menderita goncangan jiwa, keraguan yang menghimpit dirinya.
Dalam puncak keraguannya, meninjau kembali jalan hidup yang dilaluinya.

Masa Berhalwat 
Enam bulan ia terombang-ambing jiwanya, akhrnya bertekat  meninggalkan Baghdad, harta bendanya habis ia bagi-bagikan kecuali hanya sedikit untuk bekal dan kebuthan
Dia pergi ke tanah Syam, Damaskus dengan niat ingin berkhalwat,  dalam Mesjid Jami’.
Tahun 488 H/1095 M al-Ghazali memulai khalwatnya di puncak menara mesjid dua tahun di sinilah beliau mengarang kitab ihya ulum al-Din
Tahun 490 H, al-Ghazali menuju palestina, mengunjungi Hebron dan Yerussalem. Ia berdoa dalam mesjid Bait al- Maqdis, memohon kepada Allah supaya diberi petunjuk sebagaimana yang dianugrahkan kepada para nabi.

Masa Pengembaraan
Kemudian ia mengembara  menuju ke Cairo, Mesir. Dari Baghdad menuju ke Iskandariyah kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke tanah suci Mekkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji dan bersiarah ke makam Rasulullah saw.

Masa Mengajar Kembali Dan Wafat Khusnul  Khotimah
Tahun 499 H/ 1105 M karena desakan dari penguasan Saljuk, al-Ghazali mengajar kembali pada madrasah Nizhamiyah di Naisabur, tetapi hanya berlangsung selama 2 tahun,
Kembali ke Thus untuk mendirikan madrasah bagi para fuqaha, dan sebuah zawiyahi atau khanaqah untuk para mutasawwifin.
Pada usia 55 tahun al-Ghazali meninggal dunia di kota kelahirannya pada tanggal 14 jumadil akhir 505 H/ 19 Desember 1111 M dalam pangkuan saudaranya Ahmad al-Ghazali.

Imam Al-Ghazali meninggalkan karya-karya tulis yang meliputi berbagai bidang ilmu keislaman. Sebenarnya banyak sekali karya tulis beliau, ada sekitar 80 judul baik dalam bentuk kitab besar maupun kecil. Namun ada tiga judul karangan terpenting dalam ranah keilmuan teologi, filsafat dan tasawwuf yang wajib menjadi bacaan kamu;
Karya agung Imam al-Ghazali adalah Kitab Ihya’ Ulumuddin. Ihya Ulumuddin bererti menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Dalam kitab ini, Imam al-Ghazali mendamaikan tasawuf dengan praktik-praktik non-ortodoks, mendamaikan dengan Islam, dan membersihkan sufisme dari intelektualisme. Dalam kalangan agamawan, Ihya Ulumuddin merupakan kitab yang komprehensif
Lebih baru Lebih lama